Ad Code

Responsive Advertisement

89 Tahun Lahirnya Voetbalbond Indonesia Jacatra (Persija)

(LIB)

Media Persija - Hari ini, 28 November 89 tahun silam, Voetbalbond Indonesia Jacatra (VIJ), cikal bakal Persatuan Sepak Bola Indonesia Jakarta atau Persija didirikan. Lahir sebulan pasca Sumpah Pemuda, Persija menjadi salah satu tim tertua dan sarat tradisi di Indonesia.

Didirikannya VIJ pada tahun 1928 silam, bermula dari inisiatif pemuda-pemuda yang ingin melakukan aksi sosial. Saat itu, terjadi kebakaran hebat di Gang Bunder, Pasar Baroe, dan lewat sepak bola, para pemuda tersebut berniat mengumpulkan dana.


Siapa sangka, berawal dari semangat pemuda membantu korban kebakaran Gang Bunder, embrio VIJ muncul tatkala inisiatif mereka terhalang oleh tidak diberikannya ijin menggunakan Lapangan Deca Park milik klub Hercules oleh Voetbalbond Batavia Omstaken (VBO).

Dalam Koran Pemandangan terbitan tahun 1938, di artikel berjudul Riwajat VIJ dipaparkan bahwa Soeri dan A. Alie punya andil besar didirikannya sebuah wadah penampung sepak bola di Jakarta (Batavia/Jacatra). Setelah melalui berbagai rapat, lahirlah VIJ, bond yang kini bernama Persija Jakarta.

Nama Jacatra dipilih oleh para pendiri VIJ sebagai bentuk perlawanan kepada Belanda. Sebelum tahun 1620, Jacatra adalah Batavia yang dipimpin oleh Pangeran Wijayakrama. Belanda yang masuk kemudian mengganti Jacatra menjadi Batavia. 


Perubahan Warna Kebesaran Persija dari Merah jadi Oranye


Sejak dulu, Persija Jakarta memiliki warna kebanggaan merah-putih.  Surat kabar Pemandangantahun 1934 menuliskan bahwa dua warna tersebut merepresentasikan identitas perjuangan.

"Merah adalah kekoeatan dan Poetih adalah kehaloesan".

Perubahan warna kebesaran itu terjadi tahun 1997 silam. Gubernur DKI Jakarta kala itu, Sutiyoso resmi menjadi Pembina Persija. Pria asal Semarang itu memang dikenal royal dalam membantu pendanaan Persija. Namun, Bang Yos juga terkenal dengan kebijakan ekstremnya dengan mengganti warna merah-putih menjadi oranye.

Banyak versi mengenai alasan Bang Yos mengubah warna tersebut. Yang paling dipercaya adalah karena beliau menyukai gaya bermain total football layaknya timnas Belanda era 80-an dan 90-an.

Dibentuknya kelompok suporter The Jakmania turut mempopularkan warna oranye. Mereka kerap menonton Persija dengan kaus dan atribut berwarna oranye, bahkan sampai nama kelompok dengan embel-embel oranye, oren, orange, dan sebagainya.


Trofi


Saat masih bernama VIJ, empat gelar pada tahun 1931, 1933, 1934 dan 1938 pernah diraihnya. Pun dengan lima mahkota juara Perserikatan kala berganti nama Persija (tahun 1973/75 juara bersama PSMS Medan). Terakhir kali, Persija juara Liga Indonesia tahun 2001.

Pada Liga Bank Mandiri edisi 2004, Persija nyaris meraih gelar keduanya di era Liga Indonesia. Sayang, kekalahan menyakitkan atas Persebaya Surabaya 1-2 membuat Macan Kemayoran harus mengubur mimpinya.

Di pentas internasional, Persija Jakarta pernah memenangi Piala Sultan Brunei Darussalam sebanyak dua kali, yakni tahun 2000 dan 2001. Jauh sebelumnya, tepatnya tahun 1973, mereka pernah meraih juara Quoch Khanh Saigon Cup/Ho Chi Minh City Cup di Vietnam.

Sumber: Metrotvnews.com
Reactions

Post a Comment

0 Comments