Ad Code

Responsive Advertisement

Persija Tak Boleh Degradasi!


Bambang Pamungkas tak bisa terima jika Persija Jakarta turun kasta. Bukan saja karena dia bagian dari sejarah panjang tim Ibu Kota, tapi tanpa Persija, ISL yang nota bene adalah ajang tertinggi dan bergengsi sepak bola nasional, kurang afdol. Persija, menurut Bepe, merupakan tim lawas, seperti halnya PSMS Medan, Persib Bandung, PSM Makassar, Persebaya Surabaya dan Persipura Jayapura.“Laga-laga di antara mereka akan selalu menjadi partai yang panas dan sarat gengsi, sehingga menarik untuk disaksikan,”kata Bepe.

Persija, jelang berakhirnya putaran pertama ISL 2012/2013, tak segarang musim lalu. Persija tak seperti julukannya yang galak, Macan Kemayoran. Tak hanya partai tandang, Ismed Sofyan dan kawan-kawan juga jadi pecundang di kandang sendiri. Teranyar, Persija dipermalukan Persiram Raja Ampat di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Tanpa disaksikan fansnya, Persija kalah 0-1.

Sungguh miris, sekaligus tragis. Persija kini terkapar di dasar klasemen sementara. Pergantian pelatih dari Iwan Setiawan ke Benny Dollo belum mendongkrak nasib Macan Kemayoran. Bendol sudah tiga kali memimpin pasukannya dan semua berakhir dengan kepahitan. Selain kalah dari Persiram, dua laga di ranah Papua tak membuahkan hasil maksimal. Persija kalah dari Persipura Jayapura beberapa hari berselang menelan pil pahit di Stadion Pendidikan, Wamena, home base Persiwa.

Persija merupakan tim besar, dengan sejarah yang besar pula. Persija berdiri 28 November 1928, jauh sebelum Soekarno–Hatta memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia. Dulu namanya VIJ atau Voetbalbond Indonesische Jakarta. VIJ punya peran krusial lahirnya Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia pada 19 April 1930.

Di era Perserikatan, Persija luar biasa. Tercatat, beberapa kali mereka menjadi yang terbaik: 1931, 1933, 1934, 1938, 1964, 1973, 1975 (juara bersama PSMS Medan, 1977 serta 1979. Pada 2001, saat kompetisi bertitel Liga Indonesia, Persija mengukuhkan diri sebagai tim juara. Di pentas ISL, Persija pernah finish di peringkat ketiga, yakni pada musim 2010/2011. Sejak saat itu, prestasi Macan Kemayoran terus melorot. Musim lalu, Persija bercokol di peringkat lima.

“Saya malu, karena Persija keok terus,”sindir Sutiyoso. Bagi Persija, Sutiyoso bukan siapa-siapa. Bang Yos, demikian mantan Pangdam Jaya disapa, adalah mantan Pembina Persija, ketika dia masih menjabat Gubernur DKI Jakarta 1997 sampai 2007.

Kita tak bisa menumpahkan semua kesalahan kepada manajemen Persija kini, mengingat tim ini tak lagi mendapat sokongan dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah. Kebijakan pemerintah agar klub-klub mencari dana sendiri membuat banyak klub kelimpungan. Persija hidup dengan dana pas-pasan, bahkan boleh dibilang kekurangan. Ferry Paulus, Ketua Umum Persija, kerja ekstra keras agar tim tetap eksis. Partai usiran dan larangan Jak Mania hadir di stadion seperti saat menjamu Persiram kemarin sedikit banyak mempengaruhi pendapatan.

“Saya masih optimistis,”ketus Bendol. Mantan pelatih Arema Malang, Persita Tangerang dan Mitra Kutai Kartanegara itu secara tidak langsung ingin menegaskan kepada banyak pihak bahwa Persija belum habis. Dalam waktu dekat, Bendol bakal merombak tim. Itu berarti, sejumlah pemain akan terdepak. Memasuki putaran kedua, skuat Macan Kemayoran harus lebih garang. Kendati begitu, Bendol tak ingin bergerak tanpa kepastian.“Kami terus membicarakannya kepada Pak Ferry Paulus,”kata Bendol.

Janganlah meremehkan Bendol. Dia pelatih tokcer. Lahir di Manado, Sulawesi Utara, 22 September 1950, taican bertubuh tambun itu sosok pelatih bertangan dingin. Dia membawa Arema Malang juara Piala Indonesia 2005 dan 2006. Dia pulalah yang mengantarkan Mitra Kukar ke pentas ISL pada musim 2011/2012. Bendol juga pernah dipercaya membesut timnas.

Persija harus bangkit. Jak Mania tak mau lagi dipermalukan. Persija tak hanya tertinggal jauh dari Persib Bandung, musuh bebuyutannya, tapi juga berada di bawah tim yang baru promosi yaitu Persepam Madura United, Barito Putera, serta Persita Tangerang.“Kami tak mau lagi melihat Persija kalah,”kata Richard Achmad, salah satu petinggi Jak Mania.

Jak Mania sebenarnya sangat berharap kepada Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta. Ratusan Jak Mania sudah menyatroni mantan Wali Kota Surakarta itu ke kantornya, Balai Kota Jakarta. Hanya saja, Jokowi tak bisa menolong Persija dengan kucuran dana. Jokowi hanya berjanji akan mempercepat pembangunan stadion baru bagi Persija. Dan Jokowi berharap, Persija tak degradasi musim ini. Tapi apa bisa?

Harus bisa! Persija tak boleh degradasi. Seperti kata Bepe, ISL tanpa Persija tak akan menarik disaksikan.

Reactions