Ad Code

Responsive Advertisement

Terima Kasih, Bepe!



April 2nd, 2013 by Fajar Yulianto

Kala itu, tahun 2007 tepatnya, Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan bergemuruh. Dengan Banner “Ini Kandang Kita!”, semangat suporter dan pemain timnas Indonesia terlecut. Waktu itu, laga Indonesia kontra Bahrain. Indonesia yang bertindak sebagai tuan rumah sudah pasti menargetkan kemenangan.

Laga berjalan sangat mendebarkan di babak pertama. Mendebarkan karena optimisme akan kemenangan sangat terasa. Budi Sudarsono dengan dinginnya melewati Abdurahman Ahmed– kiper Bahrain saat itu, dan mencetak gol untuk Indonesia setelah meneruskan umpan lambung Firman Utina. 1-0 untuk Indonesia. 60.000 penonton pun di Stadion Utama Gelora Bung Karno begemuruh.

Saya masih ingat, Adzan Magribh baru saja berkumandang. Lalu Mahmood Jalal berhasil menjebol gawang Yandri Pitoy di menit ke-27. Keadaan menjadi imbang 1-1. Melihat gol tersebut, Ibu saya bercanda bahwa seharusnya timnas Indonesia sholat dulu sebelum bermain. Hehehe.

Aroma optimisme yang saya rasakan sedikit luntur semenjak gol Mahmood Jalal terjadi. Namun saya tetap yakin, pertandingan akan menjadi milik Indonesia. Kemenangan untuk Indonesia. Dan sudah saya prediksi, paling tidak 2-1 untuk Indonesia.

Ini terasa manis untuk di kenang. Terlebih saat itu saya masih SMP. Momen ini tidak akan pernah luntur dari ingatan saya. Di babak kedua, Firman Utina melepaskan tendangan jarak jauh, dan membentur mistar gawang. Nafas saya tertahan ketika bola liar menuju salah satu pemain Indonesia. Adalah Bambang Pamungkas yang membuat seisi rumah saya berteriak “GOL!!!!!!”. Bapak saya meluapkan emosinya dengan bertepuk tangan. Beliau yang berwatak keras pun terharu melihat gol Bambang. Padahal, beliau tidak suka dengan Bepe—sapaan Bambang.

2-1 untuk Indonesia. Dan laga menjadi milik tuan rumah.
Saya tidak habis pikir kepada siapapun orang yang selalu mencaci Bepe. Andai saja tidak ada Bepe di depan gawang Bahrain, mungkin Indonesia akan menelan hasil seri. Masih ingat Suzuki AFF Cup 2010? Andai saja tidak ada Bepe, mungkin Indonesia akan kalah dari Thailand. Bepe mencetak 2gol melalui titik putih. Padahal, pada pertandingan-pertandingan sebelumnya, tak jarang Bepe di boo oleh suporter Indonesia, karena dianggap sudah tidak pantas striker. Dihina oleh saudara sebangsanya sendiri. Dicaci oleh sekumpulan manusia dari tanah airnya sendiri.

Mari kita ingat-ingat lagi siapa Bambang Pamungkas. Anda mungkin hanya sebatas tahu bahwa Bepe pernah bermain di Malaysia bersama Selangor FA. Lantas apakah Anda tahu apa saja yang didapat oloeh Bepe? Tepatnya di tahun 2005. Bambang Pamungkas mencetak gol flying header setelah mendapatkan umpan cantik dari Elie Aiboy. Selangor FC menang 4-2 atas Perak, sekaligus menjuarai Piala FA Malaysia untuk keempat kalinya.

Seorang Indonesia, menjadi faktor utama kemenangan sebuah klub di Malaysia, “musuh bebuyutan” negara kita sendiri. Masihkah Anda mau menghina Bepe ketika Anda tahu bahwa ia meraih gelar juara bersama Selangor FA di ajang Malaysia Premier League, FA Cup Malaysia, Malaysia Cup di tahun 2005, menjadi top skorer Liga Indonesia di tahun 2000 , menjadi pemain terbaik Liga Indonesia tahun 2001, menjadi top skorer Piala Tiger tahun di 2002, pemain terbaik Copa Indonesia pada tahun 2008? Bepe juga mengharumkan nama Indonesia dengan mendapat predikat Player of the Year di Malaysia Cup dan top skorer FA Cup Malaysia pada tahun 2005.

They never said about that.Theynever think about that. Mereka hanya tahu Bepe yang sering dianggap mandul. Lambat. Tidak segesit Boaz Solossa.

Yang menjadi pertanyaan, bagi Anda yang menganggap Bepe seperti itu, Anda tahu dari mana? Tahu karena memang Anda pengamat sepakbola, atau karena memang hanya terbawa arus opini orang yang berlaga seperti orang yang paling tahu?

Sampai sekarang, mungkin hanya seorang Bepe yang mampu meloncat tinggi seperti memiliki jet pack dipunggungnya, bahkan bisa mengimbangin loncatan Paolo Maldini. Hanya seorang Bepe yang memiliki loyalitas tinggi dengan klub yang membesarkannya, Persija Jakarta. Bahkan ketika tidak digaji 5 bulan, Bepe tetap setia dengan klubnya walaupun tidak mau bermain untuk sementara.

Sekarang, mungkin kita tidak akan pernah melihat lelaki Salatiga memakai jersey timnas. Lebih memilih ajang Suzuki AFF Cup 2012 lalu sebagai turnamen terakhirnya bersama timnas. Legenda hidup persepakbolaan Indonesia ini menyatakan pensiun dari timnas Indonesia.



Mungkin, dia adalah satu-satunya legenda sepakbola Indonesia yang juga banyak tidak disukai oleh manusia-manusia di negaranyasendiri. Ketika seseorang berprestasi membanggakan negaranya sendiri, ia justru dicaci. Tapi ketika Bepe mencetak gol kemenangan untuk timnas, mereka justru tidak tahu malu merayakan golnya bersama penonton lain.

Terima kasih atas jasa-jasamu.
Terima kasih atas segala prestasimu yang membanggakan nama Indonesia.

Terima kasih, Bepe!
Reactions

Post a Comment

0 Comments