Ad Code

Responsive Advertisement

Dari Tanah Rencong Untuk Merah Putih


Publik sepakbola Indonesia tentu masih ingat dengan seorang pemain yang bernama Anang Ma’ruf, kita tentu juga belum lupa dengan nama Agung Setyabudi. Iya, dua nama di atas adalah bek kanan andalan tim nasional Indonesia di era 90-an hingga awal tahun 2000.
Anang Ma’ruf terkenal dengan skill dan permainan tehnik tingginya. Sedang kita mengenal Agung Setyabudi, sebagai bek kanan yang memiliki karakter keras, lugas, dan juga tanpa kompromi. Akan tetapi apakah kita menyadari, jika sesungguhnya kita pernah memilik seorang pemain, yang memiliki kemampuan dan karakter bak gabungan dari dua pemain yang saya sebut di atas tadi.
Apa yang terlintas di benak kita, ketika melihat judul yang terpampang di atas? Iya, yang terlintas di kepala kita adalah Daerah Istimewa Aceh. Beberapa talenta asli dari Tanah Rencong sempat menghiasi skuad tim nasional Indonesia, sebut saja Fachry Husaini, Budiman Yunus, Alm. Irwansyah, dan juga Ismed Sofyan. Belum lagi pemain-pemain yang lahir di Aceh tetapi tumbuh dan besar di daerah lain, seperti Alm. Iswadi Idris dan Herry Kiswanto.
Ketika saya mengulas mengenai mantan pemain tim nasional yang berposisi sebagai bek kanan dan berasal dari Aceh, maka sudah jelas jika pemain yang saya maksud adalah Ismed Sofyan. Banyak orang menilai Ismed Sofyan sebagai pemain yang memiliki tehnik tinggi, dengan umpan-umpan krosing akurat dan tendangan bebas yang mematikan. Tetapi tidak sedikit pula yang melihat sosoknya sebagai pemain yang berkarakter keras, lugas, dan bahkan cenderung temperamental.
Sedang bagi saya pribadi, sosok Ismed Sofyan adalah gabungan antara permainan tehnik tinggi ala Anang Ma’ruf dan karakter keras dan lugas dari seorang Agung Setyabudi. Seorang pemain yang mengawali mimpi dan kerja kerasnya dari tanah rencong, hingga akhirnya mengemban tugas negara untuk mengenakan seragam merah-putih, berlambang burung Garuda.
Namun, pada akhirnya semua kembali kepada sudut pandang kita masing-masing, semua orang tentu berhak untuk mengeluarkan pendapatnya. Di bawah ini adalah interview saya bersama Ismed Sofyan, beberapa waktu yang lalu. Kami berbicara panjang lebar mengenai kondisi pribadinya, kondisi Persija Jakarta yang tengah terpuruk, serta harapannya untuk Persija Jakarta, serta perkembangan sepakbola Indonesia pada umumnya.
Bepe: Apa kabar?
Ismed Sofyan: Alhamdulilah baik.
Bepe: Saat melawan Persib Bandung Anda sempat cedera, bagaimana kondisi Anda saat ini?
Ismed Sofyan: Iya saya cedera engkel. Jujur saya kecewa dengan cedera yang saya alami, karena dengan cedera itu saya tidak bisa melanjutkan pertandingan. Kondisi sekarang masih sedikit nyeri, artinya belum 100% pulih. Tetapi, sekarang sedikit saya paksakan untuk berlatih dan bertanding .
Bepe: Bisa ceritakan secara singkat karier seorang Ismed Sofyan, dari kecil hingga bisa seperti sekarang?
Ismed Sofyan: Saya berangkat dari Daerah Istimewa Aceh, tepatnya Tualang Cut. Awalnya hanya ikut Sekolah Sepak Bola (SSB) di kota Langsa. Setelah selasai sekolah menengah pertama, saya bergabung dengan Diklat PPLP Medan. Dari PPLP Medan inilah saya berkesempatan untuk ikut timnas Pelajar Asia 1996 di Malaysia, timnas Pelajar Asia 1997 di India, timnas PSSI usia 19 tahun, timnas Pra Olimpiade, dan akhirnya dapat bergabung ke timnas senior, pada tahun 1999 hingga 2010.
Bepe: Apa arti sepakbola bagi seorang Ismed Sofyan?
Ismed Sofyan: Sangat besar artinya, saya bisa seperti sekarang semua karena sepakbola. Oleh karena itu, saya sangat bersyukur bisa bermain dan berkarier sebagai pemain sepakbola secara profesional.
Bepe: Apa kenangan paling menyenangkan dalam karier sepakbola Anda?

Ismed Sofyan: Menjuarai Piala Kemerdekaan bersama tim nasional pada tahun 2000.
Bepe: Apa kenangan yang paling menyedihkan dalam karier sepakbola Anda?
Ismed Sofyan: Kenangan paling menyedihkan terjadi di musim 2005, yaitu saat final Liga Indonesia 2005 melawan Persipura Jayapura. Kebetulan pada tahun yang sama Persija Jakarta juga mampu melaju sampai ke final di ajang Copa Indonesia, melawan Arema Malang. Dua gelar yang sudah ada di depan mata sirna, karena pada dua partai tersebut kami kalah, baik dari Persipura maupun Arema.
Bepe: Siapa saja orang-orang yang paling berpengaruh dalam karier Anda?
Ismed Sofyan: Sudah pasti orang tua dan keluarga. Dengan doa merekalah saya bisa berkarier di bidang sapakbola sampai seperti sekarang.
Bepe: Apa yang Anda ingin orang ingat dari sosok Ismed Sofyan?
Ismed Sofyan: Pemain yang memiliki tendangan bebas dan krosing akurat.

Bepe: Anda dikenal sangat setia kepada Persija Jakarta, apa yang membuat Anda begitu betah berada di klub tersebut?
Ismed Sofyan: Persija Jakarta bagi saya sudah seperti rumah sendiri, artinya saya sangat bahagia bermain untuk Persija. Walaupun banyak klub-klub lain yang memberi tawaran untuk pindah, tapi saya memilih untuk tetap bertahan. Keluarga saya yang berada di Jakarta dan The Jakmania yang selalu mensuport saya dan Persija, membuat saya merasa nyaman bermain di sini.
Bepe: Bagaimana Persija Jakarta dan The Jakmania dimata Anda?
Ismed Sofyan: Persija Jakarta sangat membutuhkan dukungan The Jakmania, karena mereka adalah nyawa ke-12 buat Persija Jakarta.
Bepe: Kondisi Persija saat ini tengah tidak begitu bagus, apa sebenarnya yang terjadi dengan Persija Jakarta?
Ismed Sofyan: Persija Jakarta saat ini tengah mengalami krisis financial, hal itu membuat banyak sekali permasalahan terjadi di dalam tim. Mulai materi pamain yang pas-pasan, gaji yang terlambat, tidak memiliki bus untuk alat transportasi tim, hingga tidak adanya mess pemain yang representatif. Segala permasalahan tersebut membuat prestasi Persija Jakarta menurun jauh, bahkan saat ini kami menghuni dasar klasemen Liga Super Indonesia.
Bepe:  Apa harapan Anda dengan kembalinya Benny Dolo menangani Persija Jakarta?
Ismed Sofyan: Perubahan, iya sebuah perubahan ke arah yang positif. Agar Persija mampu keluar dari zona degradasi dan kembali dapat bersaing di papan atas. Kami perlu melakukan penambahan pemain di putaran ke dua nanti, salah satunya mungkin mengembalikan Bambang Pamungkas.
Bepe: Apa arti sebuah tim nasional bagi seorang Ismed Sofyan?
Ismed Sofyan: Sangat besar, karena bermain untuk tim nasional adalah membawa nama bangsa dan negara. Tidak semua pemain bola di tanah air memiliki kesempatan untuk memperkuat timnas. Oleh karena itu, bermain untuk tim nasional adalah sebuah kebanggaan.
Bepe: Hampir satu dekade anda menguasai posisi bek kanan tim nasional Indonesia. Adakah Anda melihat ada sosok pemain muda di Indonesia sekarang yang mirip dengan karakter Anda. Jika ada siapa, dan jelaskan?
Ismed Sofyan: Yang pasti saya bersyukur dapat dipercaya untuk menghuni posisi bek kanan tim nasional, selama kurang lebih 10 tahun. Saat ini banyak sekali generasi pemain baru yang menurut saya jauh lebih bagus dari saya. Mungkin karakter Ismed Sofyan berbeda dengan pemain lainnya, dan maaf rasanya kurang etis jika saya menilai pemain yang lain.
Bepe: Siapa pelatih tim nasional yang berkesan menurut Anda? Mengapa?
Ismed Sofyan: Ada beberapa yang sangat berkesan, di antaranya  Bernhard Schumm, Peter Withe, Danurwindo, Rahmad Darmawan, dan Benny Dollo. Bagi saya mereka adalah pelatih-pelatih yang mempunyai karekter. Saya banyak belajar dari pelatih-pelatih tersebut. Mereka sangat berperan dalam perkembangan karier saya di sepakbola.
Bepe: Siapa inspirasi Anda dalam bermain sepakbola, baik pemain lokal maupun internasional, jelaskan mengapa?
Ismed Sofyan: Inspirasi saya adalah David Beckham dan Aji Santoso. Beckham adalah pemain yang selalu mampu memberi umpan-umpan yang akurat untuk para pemain depan. Satu hal lagi, tendangan bebasnya tidak jauh berbeda dengan diri saya hahaha. Sedang Aji Santoso lebih seperti guru bagi saya. Saya banyak belajar bagaimana cara bermain darinnya.
Bepe: Bagaimana tanggapan Anda mengenai situasi sepakbola Indonesia saat ini?
Ismed Sofyan: Alhamdulillah setelah kongres beberapa waktu yang lalu, hasilnya sangat melegakan masyarakat sepakbola Indonesia. Artinya sekarang kompetisi tahun depan sudah dapat menjadi satu lagi, timnas dan PSSI juga sudah kembali satu.
Bepe: Sampai berapa tahun lagi kira-kira Anda akan bermain sepakbola.? Apa kira-kira yang akan Anda geluti setelah pensiun dari lapangan hijau?
Ismed Sofyan: Sepanjang klub masih membutuhkan saya, maka saya akan terus bermain. Mengenai masa depan, saya sendiri belum tahu. Karena 5 menit ke depan kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi, seperti kata sahabat saya Leo (Leo Saputra, mantan pemain Persija Jakarta) hehehe.
Bepe: Apa harapan Anda untuk Persija Jakarta dan sepakbola Indonesia secara keseluruhan?
Ismed Sofyan: Untuk saat ini kami harus berjuang sekuat tenaga untuk tidak terdegradasi, sehingga
tahun depan kami tetap dapat berkompetisi di Liga Super. Untuk sepakbola Indonesia, semoga tidak ada lagi konflik dalam sepak bola di tanah air. Sehingga sepakbola Indonesia dapat semakin maju dan timnas Indonesia dapat berprestasi lebih baik lagi.

Bepe: Akhir sekali, sukses untuk karier Anda dan Perija Jakarta?
Ismed Sofyan: Terima kasih, sukses juga buat Anda.
Selesai….

Reactions