Ad Code

Responsive Advertisement

Sepakbola Jakarta (Kembali) Dirampas!


Sepakbola Jakarta.. “Dirampas” (Lagi)Hari Ini kita bahagia..
Persija Jakarta berlaga..
The Jakmania mulai bergaya..
Jakarta siap pesta pora..

JakOnline-Sepenggal lirik lagu dari pendukung Persija (re: OBK) yang biasa didengungkan ketika tim asal Jakarta bermain dikandangnya sendiri dan didukung oleh ribuan supporternya. Jakarta.. dengan segala problematika yang begitu komplex, Jakarta.. sebagai pusat keramaian dari segala keramaian, Jakarta.. tempat dimana terdapat puluhan ribu Industri, Perkantoran, Sekolahan dan lainnya berdiri gagah. Namun, Jakarta.. dengan klub sepakbolanya Persija Jakarta.. justru terpinggirkan dan tidak mampu berdiri gagah bagaikan seorang Adi Bing Selamet yang goyah ketika tanpa diundang dan dipanggil, Eyang Subur muncul ke muka publik dengan semena mena. Persija Jakarta, yang diujung namanya diikuti dengan nama Jakarta, seharusnya bisa dijadikan simbol jati diri dan kebanggan warga Jakarta, mengapa? Banyak alasan.. dan tentunya kalian semua tau slogan “Football for Unity”.
Sebagai contoh di Eropa sana, ketika warga Catalan direndahkan dan dipandang sebelah mata oleh rezim Franco ala Madrid, mereka berjuang dan mempertaruhkan harga diri daerahnya melalui sebuah pertandingan sepakbola. Hal yang lumrah, ketika terjadi duel el-classico, para Cules (sebutan pendukung Barca) membentuk choreo lambang bendera Catalan. Itu, selain sebagai bentuk tekanan kepada musuh, juga sebagai bentuk simbol kebanggan daerahnya sendiri, Catalonia.
Di Indonesia sendiri tidak jauh berbeda, hal yang sangat sangat mainstream saat warga Malang memilih Arema sebagai simbol jati diri, warga Papua mendukung Persipura dengan talenta talenta asli Papua dan tentunya warga Jakarta bangga akan Persija Jakarta-nya, bukan Persija Solo! Tentunya, kami mengharapkan laga home Persija bisa digelar di Jakarta, karena memang dibelahan manapun di dunia ini, laga home digelar di kandang sendiri bukan ngungsi kesana kemari seperti korban kebakaran ketika mendapat musibah tak diduga. Tapi di Jakarta, menggelar laga home dengan disaksikan penonton seperti mission impossible. Iya, impossible.. seperti seorang Alien bernama samaran Messiah yang dengan se-enaknya datang ke Bumi dan “dipaksa” mencuri 4 buah Ballon d’Or yang semestinya bukan diperuntukkan untuk Alien melainkan manusia, impossible!
Apa yang engkau pikirkan wahai cops berbaju coklat? Semua manusia sudah mendapat tugas nya masing masing dari Tuhan yang Maha Kuasa. Tugas anda, menjaga disaat ada sebuah pertandingan sepakbola, bukan malah anda meminta jaminan keamanan kepada kami. Lalu, ketika anda meminta jaminan keamanan kepada kami, kepada siapa lagi kami meminta jaminan keamanan? Hansip? Satpam? Malaikat? Dimana IQ anda wahai aparat?! “..Police everywhere, Justice nowhere..”
Kami, supporter selalu dianggap kambing hitam oleh anda. Wajarlah kalo disetiap pertandingan ada gesekan gesekan yang timbul, tapi itu sangat minimal dan bukan cuman kami. Di daerah lain pun sama, dan di luar negeri pun masih sama. Sekarang, jika anda melarang kami menonton sepakbola, lalu mengapa konser musik yang mengundang ribuan penonton anda izinkan? Anda menikmati para biduan biduan itu berjoget? Sh*t! Anda tidak mengerti, kami hanya segelintir penikmat sepakbola yang mempunyai harga diri pada sebuah tim yang kami dukung dan bela, Persija Jakarta! Dan itu semua anda rampas! Sepertinya istri istri anda perlu saya paksa untuk bertemu dengan John Terry, supaya anda para cops yang terhormat bisa merasakan bagaimana jika harga diri dan kebanggan anda direbut dengan semena mena!
Halooo buka mata anda cops.. Jadi, apakah kami harus seperti supporter Eropa sana yang ramai ramai menonton, menggelar acara nonton bareng, menyalakan flare, berteriak, bernyanyi, membuat choreografi tapi di depan sebuah benda mati? :( Halooo, itu di depan sebuah benda mati, di sebuah layar lebar. Apa dampak buat tim kebanggan kami? Kami hanya ingin mendukung tim kebanggaan kami di depan mereka, di depan 11 pemain yang berjuang dan berkeringat di atas lapangan untuk sebuah kebanggaan dan kemenangan bagi tim yang kami banggakan, Persija Jakarta!
Yang terhormat selain cops berbaju coklat, bagaimana reaksi dan kinerja dari anda wahai panpel dan management Persija? Apa sudah maksimal untuk meminta izin pertandingan? Apa mereka masih sama seperti yang didengungkan oleh supporter Persija belakangan ini? “management bobrok?”. Saya tentu berharap, anda para petinggi Persija bisa memberikan waktu yang lebih untuk mengurusi tim kami, karena kami sebagai supporter hanya tahu cara mendukung tim dari bangku tribun, hanya dapat memberi semangat dari tribun tempat kami berdiri dan berpijak.
Akhir kata, selamat menikmati akhir pekan di “kota-ku” untuk para masyarakat High Class..
Selamat menjaga tribun yang penuh debu dan kosong untuk para pencuri hiburan kami, cops..
Dan sekali lagi, turut berduka cita sedalam-dalamnya untuk “meninggalnya” hiburan rakyat Jakarta yang sesungguhnya, Persija Jakarta… (@syauqiii_/JO)

Reactions

Post a Comment

1 Comments

Anonymous said…
the jaaaaaaaaaakkkkk???