
Persija Time - Masih lekat dalam ingatan tentang performa Persija Jakarta pada ajang Indonesia Soccer Championship 2016 lalu. Saat itu, Persija menjadi tim yang begitu tumpul.
Persija tercatat sebagai tim yang paling sedikit mencetak gol. Dalam 34 pertandingan, Macan Kemayoran cuma membobol gawang lawan sebanyak 25 kali.
Artinya, kinerja di lini depan begitu buruk. Pemandangan kontras terlihat di sektor belakang.
Persija memang kebobolan 42 gol sepanjang ISC lalu. Ini jumlah yang wajar mengingat rata-rata klub memang kebobolan di angka 34 hingga 45 gol. PS TNI menjadi tim yang paling rapuh dengan kebobolan 75 kali.
Hanya saja, ditinjau dari performa di setiap laga, duet Willian Pacheco dengan Maman Abdurrahman atau Gunawan Dwi Cahyo, terbilang tangguh.
Fenomena berbeda justru ditunjukkan pada Liga 1. Performa lini depan Persija hingga pekan 2 terbilang apik.
Sudah tiga gol mereka sarangkan. Kreativitas dalam mengembangkan serangan juga sudah meningkat.
Tapi, dampaknya adalah sektor belakang menjadi rapuh. Lihat saja saat Persija berduel dengan Barito Putera.
Bek-bek mereka kewalahan mengantisipasi kecepatan Rizky Pora dan pergerakan Thiago dos Santos. Hingga akhirnya, Pora berhasil memberikan umpan untuk gol Thiago.
Pelatih Persija, Alessandro Stefano Cugurra alias Teco, menyatakan sebenarnya kinerja sektor depan masih belum memuaskannya. Performa para pemain di lini belakang pun juga disorotinya. Dia berjanji akan memperbaiki seluruh permasalahan ini dalam beberapa waktu ke depan.
"Dalam dua laga, kami memang tampil bagus. Buktinya, menang atas Persiba Balikpapan dan imbang kontra Barito. Meski imbang, kami bisa menguasai bola dengan baik," kata Teco.
"Hanya saja, kami punya kelemahan. Kelemahan kami adalah tembakan ke gawang. Kami ingin mengasah kemampuan para pemain dalam melepaskan tembakan," lanjut dia. (VIVA)
Tags:
Persija Jakarta